"Aku benci pada diriku, keadaanku. Aku benci Tuhan!!! ini sungguh tidak adil, bagaimana Ia meletakkan hidupku pada posisi yang tidak pernah bahagia. Sementara mereka hidup dengan ceria dan riang, kenapa cuma aku yang terkurung dalam ruangan kecil yang pengap ini. Inikah yang disebut dengan „keadilan Tuhan“. Yang Maha Kuasa macam apa yang membiarkan ciptaan-Nya tak pernah sedetik pun menikmati kebahagiaan hidup? Aaaarrrkkggg…. Aku benci hidup seperti ini. Aku benci KAMU….!!!
Apakah mereka juga bisa merasakan dan mengerti penderitaan yang sama yang Kau berikan kepadaku ini? Apakah mereka juga pernah cuci darah sejak mereka kecil? Terjatuh saat bermain dan kehilangan kesadaran karena kesehatan mereka tiba-tiba merosot tajam. Tidak bisa terlalu lelah, tidak bisa bermain dengan wajar bersama teman-teman karena kelemahan tubuh. Hidup selalu dari belas kasihan dan pandangan penuh iba, hidup yang malang.
Siapa yang mau hidup seperti ini? Apakah kamu juga mau menggantikan hidupku ini? Siapa gerangan wahai pujangga, yang memberikan kesialan hidup seperti ini kepadaku.
Hari ini dokter memfonisku, diusiaku yang ke 18 tahun ini, aku hanya punya kesempatan hidup 60 hari lagi. Leukimia ini membunuhku dengan cepat. Bukankah aku masih begitu muda dan berhak bahagia. Sungguh tragis… Hidupku tragis… Aku akan segera mati muda.
Kenapa Kau memberikan hidup seperti ini kepadaku? Kenapa aku harus ada di dunia ini? Jawab sekarang Tuhan… Jawab aku?"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar